KEMRISTEKDIKTI - Delphi Survei Putaran Ke 1 - FORESIGHT RISET KEMARITIMAN TAHUN 2045 |
Mengapa Riset Kemaritiman 2045?
Teknologi Foresight terkait Kemaritiman di Indonesia
Tahun 2045
Kuesioner untuk Studi Delphi
Pengantar
Indonesia adalah benua Maritim yang dideklarisikan melalui Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957 yang kemudian diakui secara internasional melalui Konvensi Hukum laut PBB ke-III Tahun 1982 (United Nations Convention On The Law of The Sea/UNCLOS 1982).
Melalui deklarasi ini, luas wilayah lautan Indonesia sekitar 4/5 dari total luas wilayah Indonesia. Alfred Thayer Mahan, penulis buku “The Influence of Sea Power upon History” mengemukakan teori bahwa kekuatan maritim merupakan unsur terpenting bagi kemajuan dan kejayaan suatu bangsa atau negara, karena jika diberdayakan, akan meningkatkan kesejahteraan dan keamanan suatu negara.
Indonesia secara geografis merupakan sebuah negara kepulauan dengan panjang garis pantai urutan kedua di dunia setelah Kanada. Kekuatan inilah yang merupakan potensi besar untuk memajukan perekonomian Indonesia. Data Food and Agriculture Organization (FAO) di 2012, Indonesia pada saat ini menempati peringkat ketiga terbesar dunia dalam produksi perikanan di bawah China dan India. Selain itu, perairan Indonesia menyimpan 70 persen potensi minyak karena terdapat kurang lebih 40 cekungan minyak yang berada di perairan Indonesia. Dari angka ini hanya sekitar 10 persen yang saat ini telah dieksplor dan dimanfaatkan. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia belum merasakan peran signifikan dari potensi maritim yang dimiliki yang ditandai dengan belum dikelolanya potensi maritim Indonesia secara maksimal.
Dengan beragamnya potensi maritim Indonesia, antara lain industri bioteknologi kelautan, perairan dalam (deep ocean water), wisata bahari, energi kelautan, mineral laut, pelayaran, pertahanan, serta industri maritim, sebenarnya dapat memberikan kontribusi besar bagi kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia.
Untuk mengolah sumber daya alam laut ini, diperlukan perbaikan infrastruktur, peningkatan SDM, modernisasi teknologi dan pendanaan yang berkesinambungan dalam APBN negara agar bisa memberi keuntungan ekonomi bagi negara dan juga bagi masyarakat.
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti) saat ini mengadakan teknologi foresight terkait bidang Kemaritiman di Indonesia Tahun 2030 dan 2045. Beberapa topik bidang kemaritiman yang perlu menjadi perhatian di masa depan adalah:
1. Topik tentang kedaulatan, keamanan dan keselamatan maritim
2. Topik tentang industri perikanan dan garam
3. Topik tentang industri galangan kapal, pelayaran rakyat, transportasi laut dan konektivitas
4. Topik tentang keanekaragaman biota laut dan sumberdaya non-hayati
5. Topik tentang pengembangan wisata bahari dan budaya maritim
6. Topik tentang ketahanan energi dan ketahanan pangan
7. Topik tentang sains kelautan dan perubahan iklim
8. Topik tentang eksplorasi laut dalam
Untuk itu, diperlukan pendapat dari Bapak/Ibu sebagai pakar terkait teknologi foresight kemaritiman di Indonesia melalui diskusi dalam grup Whatsapp, mengisi kuesioner melalui website, pertemuan kecil dalam forum diskusi kelompok terarah (FGD) yang akan dilakukan di Jakarta.
Atas perhatian, kesediaan dan partisipasi Bapak/
Tahun 2045
Kuesioner untuk Studi Delphi
Pengantar
Indonesia adalah benua Maritim yang dideklarisikan melalui Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957 yang kemudian diakui secara internasional melalui Konvensi Hukum laut PBB ke-III Tahun 1982 (United Nations Convention On The Law of The Sea/UNCLOS 1982).
Melalui deklarasi ini, luas wilayah lautan Indonesia sekitar 4/5 dari total luas wilayah Indonesia. Alfred Thayer Mahan, penulis buku “The Influence of Sea Power upon History” mengemukakan teori bahwa kekuatan maritim merupakan unsur terpenting bagi kemajuan dan kejayaan suatu bangsa atau negara, karena jika diberdayakan, akan meningkatkan kesejahteraan dan keamanan suatu negara.
Indonesia secara geografis merupakan sebuah negara kepulauan dengan panjang garis pantai urutan kedua di dunia setelah Kanada. Kekuatan inilah yang merupakan potensi besar untuk memajukan perekonomian Indonesia. Data Food and Agriculture Organization (FAO) di 2012, Indonesia pada saat ini menempati peringkat ketiga terbesar dunia dalam produksi perikanan di bawah China dan India. Selain itu, perairan Indonesia menyimpan 70 persen potensi minyak karena terdapat kurang lebih 40 cekungan minyak yang berada di perairan Indonesia. Dari angka ini hanya sekitar 10 persen yang saat ini telah dieksplor dan dimanfaatkan. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia belum merasakan peran signifikan dari potensi maritim yang dimiliki yang ditandai dengan belum dikelolanya potensi maritim Indonesia secara maksimal.
Dengan beragamnya potensi maritim Indonesia, antara lain industri bioteknologi kelautan, perairan dalam (deep ocean water), wisata bahari, energi kelautan, mineral laut, pelayaran, pertahanan, serta industri maritim, sebenarnya dapat memberikan kontribusi besar bagi kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia.
Untuk mengolah sumber daya alam laut ini, diperlukan perbaikan infrastruktur, peningkatan SDM, modernisasi teknologi dan pendanaan yang berkesinambungan dalam APBN negara agar bisa memberi keuntungan ekonomi bagi negara dan juga bagi masyarakat.
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti) saat ini mengadakan teknologi foresight terkait bidang Kemaritiman di Indonesia Tahun 2030 dan 2045. Beberapa topik bidang kemaritiman yang perlu menjadi perhatian di masa depan adalah:
1. Topik tentang kedaulatan, keamanan dan keselamatan maritim
2. Topik tentang industri perikanan dan garam
3. Topik tentang industri galangan kapal, pelayaran rakyat, transportasi laut dan konektivitas
4. Topik tentang keanekaragaman biota laut dan sumberdaya non-hayati
5. Topik tentang pengembangan wisata bahari dan budaya maritim
6. Topik tentang ketahanan energi dan ketahanan pangan
7. Topik tentang sains kelautan dan perubahan iklim
8. Topik tentang eksplorasi laut dalam
Untuk itu, diperlukan pendapat dari Bapak/Ibu sebagai pakar terkait teknologi foresight kemaritiman di Indonesia melalui diskusi dalam grup Whatsapp, mengisi kuesioner melalui website, pertemuan kecil dalam forum diskusi kelompok terarah (FGD) yang akan dilakukan di Jakarta.
Atas perhatian, kesediaan dan partisipasi Bapak/